Sukma Nopriatin, SMAN 1 Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan ilir, CGP Angkatan 7....... Rencana Allah Terkadang Lebih Indah dari Rencana Manusia, Sabar, Syukur dan Ikhlas......

May 2, 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 

Koneksi Antar MAteri Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka yang digagas oleh Kihajar Dewantara yang terkenal dengan ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani memiliki arti : di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, dibelakang memberi dukungan. Sebagai pendidik, kita harus menyadari bahwa setiap anak memiliki kodrat masing-masing. Kita hanya perlu menuntun segala yang ada pada anak. 

Mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang. Dalam proses menuntun, anak akan di beri kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. 

Dalam hal tersebut  guru harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana, berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma,  3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan niali-nilai atau prinsip, pendekatan, dan Langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak. Terutama bagi kepentingan/keberpihakan pada murid. 

Untuk membuat keputusan ya g tepat diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang diangap penting dalam sebuah instuisi sehingga prinsip dasar yang menjadi acuan akan lebih jelas. Ketiga prinsip tersebut adalah : Berfikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), Berfikir berbasis peraturan (Rule-Based Learning) dan Berfikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Pembimbingan yang telah disampaikan  oleh Fasilitator  dan pengajar praktik.  Saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak pada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang. Dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai pendiidk harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya. Seorang murid harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya. Pentingnya pendekatan coaching dilaksanakan oleh guru. Kerena dalam hal ini sebagai coach harus menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. 

Agar dapat mengambil keputusan dengan baik maka dibutuhkan keterampilan coaching untuk membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan pertanyaan untuk meprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Sesi coaching membantun guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan masalah saat menajdi pemimpin pebelajaran.

 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimilki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab diperlukan kompetensi social emosioanl seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social, dan keterampilan berhubungan social. Sehingga keputusan yang diambil berdasarkan kesadaran penuh (minfullnes) dan sadar dengan berbagai pilihan.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai pemimpin pembelajaarn, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilemma etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif. seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat menegenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi

 

      

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilemma kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwengan dan meyakinkan orang lain. Bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. 

Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut masuk pada dilema etika atau bujukan moral.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Perbedaan cara pandang dan kepentingan dari orang-orang yang berada dalam masalah dan juga sulitnya mengubah pola pikir atau cara berpikir orang lain dalam memandang dilema etika. Untuk dapat menghasilkan keputusan yang tepat, tentu kita harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana orang hebat mengambil keputusan, prinsip ataupun paradigma apa yang digunakan dan juga bagaimana menguji tepat atau tidaknya keputusan kita. 

Sehingga kita bisa memastikan apakah keputusan itu tepat, kesulitannya adalah mengubah cara pandang mengenai prinsip pengambilan keputusan ini,sehingga bisa langsung dalam pengambilan keputusan. Kemudian tantangan berikutnya adalah Nilai dan budaya masyarakat yang ada di lingkungan, hambatannya adalah bagaimana mengakomodasi nilai budaya di lingkungan dalam keputusan yang diambil sehingga bisa menghasilkan keputusan yang tentunya tepat dan tidak bertentangan dengan nilai moral umum.

 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil sebagai pemimpin pembelajaran tentunya harus memerdekakan murid-murid kita. Keputusan seorang guru dalam proses pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tuntunan yang bisa mengarahkan siswa pada pengembangan potensi, kebebasan berpendapat dan kebebasan mengekspresikan diri dalam proses pembelajaran sehingga mereka mendapatkan kebebasan belajarnya

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembeajaran, kita harus benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang baik dalam proses pembelajarann sehingga mampu menciptakan masa depan yang cerah bagi murid.

 

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

    

Kesimpulan akhir dari modul 3.1 kaitan dengan modul sebelumnya bahwasannya pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang tiddak dapat dipisahkan unutuk memerdekakan murid dalam belajar, sesuai dengan  filosofis KHD bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan.

 

Dalam melaksanakan proses pendidkakn seorang pendidik harus mampu melihat memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola Kompetensi sosial emosional yang dimiliki untuk mengambil sebuah keputusan. Dan untuk mengambil keputusan yang baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan

 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya sudah memahami konsep modul 3.1 sehubungan dengan permaslahan yang merupakan dilema etika dan bujukan moral. Ketika menghadapi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan  pola tersebut merupakan 4 paradigma yang dikategorikan : individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka Panjang. kemudian Langkah berikutnya dalam membantu menghadapi pilihan dari dua permasalahan gunakan 3 prinsip pengambilan keputusan : berfikir berbasis akhir, berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis rasa peduli. Untuk memandu dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan di ambiln ada 9 langkah yang dapat dilakukan, dan di luar dugaan saya ternyata Ketika kita menemukan dalam pengujian benar/salah terdapat pelanggaran hukum maka langkah berikutnya tidak dilanjutkan karena hal tersebut sudah meghasilkan keputusan yang yang salah dan tidak bisa dilaksankan uji/Langkah berikutnya.

 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? 

Pernah, mengambil keputusan dengan situasi dilemma etika dengan rasa keadilan lawan rasa kasihan, waktu itu saya memutuskan tanpa ada pertimbangan apapun dan hasilnya keputusan tersebut tidak bisa diterima oleh semua pihak, namun untuk sekarang setelah mempelaji modul 3.1 yang harus saya lakukan adalah menganalisa permaslahan yang ada kemudian melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

 

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini saya jadi lebih teliti mengidentifikasi setiap permasalahan yang di hadapi, kemudian dalam mengambil keputusan, gunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

 

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai seorang pemimpin, baik pemimpin dalam suatu lembaga atau pemimpin pembelajaran, mempelajari modul ini sangatlah penting, dalam modul ini sudah dipersiapakan dengan detail.  Di mana keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal.

 

 

 

 

Feb 12, 2023

 Budaya Positif Sekolah


Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara pendidikan untuk menuntun murid berdasarkan kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat zamannya. Kita sebagai pendidik hendaknya dapat membentuk murid yang mempunyai karakter dan budi pekerti yang baik. Membangun karakter murid dapat kita lakukan dengan memberikan lingkungan sekolah yang menyenangkan dan nyaman buat murid. Selain itu membentuk karakter murid bias dengan budaya positif dan disiplin positif. Budaya positif sekolah, bukan hanya berlaku untuk murid akan tetapi berlaku juga untuk semua warga sekolah.

Salah satu disiplin positif adalah membuat keyakinan kelas. Keyakinan kelas merupakan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal. Keyakinan kelas ini dibuat dengan menampung curah pendapat dari murid-murid. Apa yang murid inginkan dikelas maupun disekolah. Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang abstrak dan diharapkan murid maupn warga sekolah mempunyai motivasi intrinsik untuk menjalankan keyakinan kelas tersebut.